Thursday, May 19, 2011

Tahukah Anda; Bahwa Sains Modern Itu berasal dari Pengetahuan akan Semesta?




Pada masa awalnya, ilmu pengetahuan didominasi oleh pengetahuan Aristoteles (384-322SM) dari Yunani. Aristoteles adalah orang pertama yang meletakkan teori tentang fisika, bilogi, astronomi, dan kosmologi. Aristoteles adalah orang pertama yang memulai “universitas” bernama Academia. Pada masa itulah, di Academia memiliki perpustakaan pertama sepanjang sejarah peradaban manusia.

Kemudian pada tahun 1542, astronom Polandia, Nicolas Copernicus (1473-1543)mempublikasikan buku mengenai Teori Geosentris, dimana bumi adalah pusat dan planet lain dan matahari mengitari bumi pada orbitnya. Teori Geosentris ini juga dikenal sebagai astronomi Ptolomeus setelah teori Ptolomeus (astronom Yunani) pada masa Aristoteles diyakini kebenarannya. Teori Ptolomeus ini diyakini kebenarannya selama 1800 tahun!

Copernicus, meski teorinya dianggap sebagai astronomi Ptolomeus (geo sentries), dirinya juga memberikan model alternative, heliosentris; matahari sebagai pusat tata surya dan planet termasuk bumi berputar dalam orbitnya mengelilingi matahari. Teori heliosentris ini sangat kontradiktif dengan kepercayaan masyarakat ketika itu, hingga Gereja Katolik pada tahun 1616 melarang bukunya mengenai pergerakan bumi. Namun 100 tahun kemudian teori Heliosentris ini diterima kebenarannya.

Johannes Kepler (1571-1630) mengkoreksi pemikiran Copernicus, bahwa orbit yang mengitari matahari tidak melingkar seperti yang dikatakannya, namun berbentul elips. Teorinya yang kedua dan ketiga menjelaskan mengenai kecepatan planet dalam meng-orbit matahari.

Galileo Galilei (1564-1642), pengikut pemikiran Copernicus menemukan teleskop. Ketika teleskopnya di gunakan untuk melihat “surga”, dirinya menemukan hal hal yang menakjubkan; termasuk gunung di bulan, bintang, spot matahari, dan “bulan” Jupiter.

Penemuan mereka bertentangan dengan kosmologi Aristoteles dan berhasil membawa abad itu “bergantung” pada pemikiran Copernicus. Gaileo juga berhasil mempertanyakan teori Aristoteles mengenai mekanika, yang mengatakan benda yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu daripada benda yang lebih kecil. Galileo mengatakan, bahwa semua benda yang jatuh bebas ke bumi mempunyai kecepatan yang sama tanpa bergantung kepada beratnya! Teori ini dikenal sebagai Teori Galileo mengenai Hukum Benda Jatuh Bebas. Pemikiran Galileo menandai dimulainya pemikiran mengenai fisika modern.

Rene Descrates (1596-1650) ahli fisika mengembangkan filsafat mekanika. Hukum ini menjelaskan gerak dari partikel (elemen, unsure, corpuscles) sebagai bagian kunci dalam pemahaman struktur pemikiran tentang semesta oleh Copernicus. Descrates pulalah yang mengkritik filsafat pada jamannya yang kurang sistematis, sehingga perlu sistem filsafat seperti ilmu pasti yang mendasarkan pada aksioma-aksioma dan tersusun menurut langkah-langkah yang logis. Cogito Ergo Sum (“Aku berfikir maka Aku ada”), aku (subyek) adalah pangkal filsafatnya. Subyek sebagai pusat pemikiran, titik tolak. Hal ini menjadi titik pangkal filsafat modern bahwa manusia yang “membawa” dan “memikul” realitas. “Aku berfikir maka aku ada” adalah ide yang tegas dan jelas, dan memiliki kepastian.

Kemudian ilmuwan lain seperti Huygens, Gassendi, Hooke, Boyle dengan berbagai penemuannya meruntuhkan argumen kosmologis Aristoteles.
Dan, puncak ilmu pengetahun terjadi ketika Sir Issac Newton (1643-1727) menerbitkan bukunya “Mathematical Principle of Natural Philosophy” pada tahun 1687. Newton setuju dengan para filsuf mekanika bahwa semesta terdiri atas partikel partikel sederhana yang bergerak. Hal ini memperkaya khasanah teori Descrates tentang gerak dan aturan kolisi. Hukum Newton tentang gerak dinyatakan sebagai prinsip universal tentang grafitasi. Bahwa setiap orang di alam semesta dipengaruhi oleh grafitasi sebesar berat badannya. Kekuatannya di antara dua badan tergantung dari massanya, dan kuadrat perbedaan jaraknya. Dan Newton memperkenalkan teknik matematika baru; kalkulus.

Tanpa mereka, pengetahuan tentang apapun dan teknologi modern mungkin tidak akan pernah hadir. Terima kasih Aristoteles, Copernicus, Galileo, Descrates, dan Newton....

No comments: